Farmasi UBK Kirim 3 Orang Delegasi ke-Olimpiade Farmasi Indonesia 2024

 

Olimpiade Farmasi Indonesia 2024 yang diselenggarakan di Universitas Andalas, Padang, dari tanggal 1 hingga 5 November 2024, telah sukses digelar. Kegiatan ini menjadi ajang kompetisi nasional yang dirancang untuk mengasah kemampuan, kreativitas, dan inovasi mahasiswa farmasi di seluruh Indonesia. Olimpiade ini bertujuan untuk menguji pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam berbagai aspek ilmu farmasi, yaitu Farmasi Sains, Farmasi Klinis, serta Farmasi Sosial dan Administrasi. Adapun tema yang diusung “Inovasi dan Kolaborasi dalam Pelayanan Kesehatan,” Olimpiade Farmasi Indonesia 2024 diharapkan dapat mendorong generasi muda farmasi untuk berpikir kritis dan kreatif dalam memberikan solusi bagi tantangan di dunia kesehatan.

Farmasi Universitas Bhakti Kencana telah mengirimkan sebanyak 3 delegasinya atas nama Zahra Maharani, Gina Wulandari, dan Sela Mustika. Kompetisi ini diikuti oleh 170 mahasiswa dari berbagai universitas dan 46 perguruan tinggi di seluruh Indonesia, yang bersaing dalam berbagai kategori lomba, seperti uji teori, studi kasus, dan review jurnal internasional. Tahapan perlombaan berlangsung dalam beberapa tahap, mulai dari babak penyisihan, semifinal, hingga final. Setiap peserta atau tim diuji tidak hanya dalam penguasaan materi akademis, tetapi juga dalam kemampuan problem-solving dan analisis kasus. Dengan adanya kompetisi ini, para mahasiswa tidak hanya diharapkan untuk unggul dalam aspek akademis, namun juga untuk meningkatkan kemampuan dalam menyelesaikan masalah dan menganalisis situasi dalam pelayanan kesehatan. Selain itu ajang ini juga menjadi ajang bagi 46 universitas terkemuka di Indonesia untuk mempererat hubungan antar-mahasiswa farmasi dari berbagai perguruan tinggi serta meningkatkan kompetensi dan daya saing dalam berbagai bidang ilmu farmasi.

Selama lima hari kegiatan, Olimpiade Farmasi Indonesia menyajikan berbagai kompetisi akademik yang melibatkan praktisi serta akademisi berpengalaman di bidang farmasi. Acara ini juga menjadi platform bagi para mahasiswa untuk memperkaya wawasan, bertukar pengalaman, dan menjalin jaringan profesional di tingkat nasional. Rektor Universitas Andalas menyampaikan apresiasi yang mendalam kepada seluruh universitas yang telah berpartisipasi dan mendukung terlaksananya Olimpiade Farmasi Indonesia tahun ini. “Kami berharap kegiatan ini dapat menjadi inspirasi bagi para mahasiswa farmasi untuk terus berinovasi dan mengembangkan ilmu demi kemajuan dunia kesehatan di Indonesia,” ujarnya.

Dengan suksesnya penyelenggaraan Olimpiade Farmasi Indonesia 2024, diharapkan ajang ini dapat menjadi agenda tahunan yang mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang farmasi serta memperkuat kolaborasi antara perguruan tinggi dalam menghadapi tantangan di dunia kesehatan yang terus berkembang. Acara ini juga diharapkan mampu mencetak generasi apoteker muda yang unggul, inovatif, dan siap menghadapi tantangan global dalam bidang kesehatan. Kompetisi ini sekaligus memperkuat rasa kebersamaan, serta menumbuhkan kecintaan terhadap profesi farmasi dan komitmen untuk memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi masyarakat.

FINALIS DUTA GENRE KAB.INDRAMAYU TAHUN 2024, REGITA WULANDARI MAHASISWI AKTIF UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG MELAKUKAN SOSIALISASI TERKAIT PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TERISI.

Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) tidak hanya melihat seberapa banyak sumber daya yang dimiliki, melainkan seberapa baik kualitas sumber daya tersebut. Dalam sebuah negara perlu adanya regenerasi dalam segala hal sebagai penerus cita-cita bangsa. Salah satu permasalahan yang masih banyak terjadi pada remaja adalah kasus pernikahan dini.

Faktor penyebab timbulnya permasalahan ini adalah pernikahan yang dipaksakan, hubungan seksual pada usia dini, dan kehamilan yang tidak di inginkan. Suatu studi literasi UNICEF menemukan bahwa interaksi berbagai faktor penyebab anak beresiko menghadapi pernikahan dini. Diketahui secara luas bahwa pernikahan anak berkaitan dengan tradisi dan sosial budaya di mana banyak orang tua yang mendorong anaknya untuk menikah di usia muda dengan alasan ekonomi, dengan harapan tercukupinya finansial setelah menikah.

Berdasarkan data pengadilan agama kabupaten Indramayu, Indramayu menduduki peringkat ke-3 dari 27 kabupaten/ kota di Jawa Barat dengan angka pengajuan dispensasi nikah sebesar 10-15%. Hal ini terjadi karena kurang adanya informasi dan edukasi kepada remaja. Oleh karna itu Regita Wulandari, Finalis Duta Generasi Berencana Kab. Indramayu tahun 2024, membuat Program yang  diberi nama WABARE (Waktunya beruBah bareng Rere). Program ini dibuat dengan tujuan sebagai wadah informasi dan edukasi kepada remaja-remaja untuk menghindari kenakalan-kenakalan remaja. Karena menurut Rere, sudah saat nya kita sebagai remaja harus memulai sesuai dengan perencanaan, untuk mewujudkan “REMAJA CERDAS TURUNAN INDRAMAYU”.

#goodpharmacistforbetterfuture
#fakultasfarmasiuniversitasbhaktikencana

International Guest Lecture

Pada hari Sabtu (25/11), Fakultas Farmasi Universitas Bhakti Kencana (FF UBK), menyelenggarakan kegiatan International Guest Lecture dengan menghadirkan Prof. DrSatheesh Babu Natarajan M.Pharm. sebagai narasumber. Beliau adalah Head of Department Pharmaceutics di Lincoln University College, Malaysia dan memiliki fokus riset di Cancer nanomedicine, Drug delivery system for Cancer Nanomedicine, Drug Delivery system for Diabetic Foot Ulcer Therapy, Targeted drug delivery system design, Lipid based nanofabrication for lymphatic delivery, dan Herbal Nanomedicine.

Topik yang diangkat dalam International Guest Lecture kali ini adalah Recent Advance Herbal Medicine for Metabolic Syndrome and Infectious Disease. Kuliah tamu tersebut dilaksanakan secara daring melalui media Zoom meeting dan live streaming di Youtube channel FF UBK dan diikuti 500 peserta, baik mahasiswa maupun dosen UBK. Pelaksanaan kuliah tamu ini dimoderasi oleh salah satu dosen FF UBK, apt. Widhya Aligitha, M.Si.

Dr. apt. R. Herni Kusriani, M.Si., selaku Ketua Pelaksana Kegiatan International Guest Lecture, menyampaikan bahwa kegiatan ini terlaksana sebagai bentuk kolaborasi dan implementasi atas kerja sama yang telah terjalin antara Universitas Bhakti Kencana, Indonesia dengan Lincoln University College, Malaysia. Lebih lanjut, Dr. apt. R. Herni Kusriani, M.Si. menjelaskan bahwa tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa dan dosen dalam peningkatan kompetensi tenaga kefarmasian terkait pemanfaatan sumber daya alam yang dijadikan obat herbal dalam mengatasi sindrom metabolik dan penyakit menular.

Dr. apt. Patonah, M.Si., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Bhakti Kencana, yang membuka kegiatan ini, dalam welcoming speechnya berharap setiap mahasiswa yang hadir, dapat mengikuti, berperan aktif serta berdiskusi dengan narasumber karena topik yang diangkat sangat menarik.

Pada kuliah tamu ini, narasumber fokus pada pengembangan herbal medicine pada ulkus kaki diabetik (Diabetic Foot Ulcer- DFU) yang merupakan salah satu komplikasi tersering pada pasien diabetes melitus yang tidak terkontrol dengan baik.  Dari kuliah tamu ini, diperoleh beberapa insight dari pemateri, yakni meskipun ekstrak tumbuhan yang digunakan dalam studi klinis memiliki keunggulan yang signifikan, mekanisme kerja spesifik pada tingkat biokimia dan molekuler masih kurang diteliti. Begitu pula dengan penelitian-penelitian yang dilakukan terhadap bahan kimia yang diisolasi dan dimurnikan dari bahan alam yang relative sedikit. sehingga masih terdapat kesenjangan penelitian bagi para ilmuwan untuk menyelidiki lebih lanjut fitokonstituen aktif dan menghasilkan molekul baru untuk pengobatan DFU. Beberapa formulasi poliherbal didokumentasikan dalam penelitian, namun hanya terdapat sedikit pengobatan yang dipasarkan yang tersedia sebagai obat alternatif untuk mengobati DFU. Oleh karena itu, uji klinis ekstensif terhadap DFU diperlukan, dengan mempertimbangkan sifat terapeutik bahan alam dan senyawa aktifnya. Terapi alami dapat dieksplorasi lebih lanjut untuk mengobati dan mengelola DFU dengan cara yang efisien, hemat biaya, dan dapat direproduksi.

Narasumber juga menyampaikan bahwa pengembangan lebih lanjut memerlukan tindakan yang lebih konkrit, seperti pendirian program Diploma dan Sarjana, untuk menghasilkan tenaga ahli yang berwawasan ilmiah dibidangnya, pendirian pusat layanan kesehatan alternatif, serta standardisasi dan pengendalian mutu yang lebih baik di lini produksi. Bila hal ini dilakukan dengan benar, hal ini akan membantu industri jamu di Indonesia untuk menghasilkan produk yang lebih baik dan bermanfaat bagi lebih banyak orang.

Kegiatan International Guest Lecture dapat disimak secara lengkap di channel YT Fakultas Farmasi, Universitas Bhakti Kencana (https://www.youtube.com/watch?v=FbjD5GfOzag

Lia Marliani

English version of the article can be found here.