Pemeriksaan Residu Pestisida Dekametrin dan Dimetoat pada Brassica oleracea L. var. capitata L. secara Kromatografi Lapisan Tipis

Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji keberadaan residu pestisida dekametrin dan dimetoat pada sayuran kubis (Brassica oleracea L. var. capitata L.) menggunakan metode kromatografi lapisan tipis (KLT). Sampel kubis diperoleh dari pasar lokal dan diekstraksi menggunakan pelarut organik untuk melarutkan residu pestisida yang menempel. Ekstrak sampel kemudian diaplikasikan pada pelat KLT yang dilapisi dengan fase diam, dan dielusi menggunakan fase gerak yang sesuai untuk memisahkan dekametrin dan dimetoat.

Setelah proses elusi, noda yang terbentuk pada pelat KLT diidentifikasi berdasarkan nilai Rf-nya dan dibandingkan dengan standar dekametrin dan dimetoat yang telah diketahui. Untuk meningkatkan sensitivitas deteksi, pelat KLT disemprot dengan pereaksi yang spesifik untuk masing-masing pestisida, memungkinkan visualisasi noda pestisida pada pelat.

Hasil Penelitian Farmasi

Hasil penelitian menunjukkan adanya residu pestisida dekametrin dan dimetoat pada sampel kubis dengan nilai Rf yang sesuai dengan standar kedua pestisida tersebut. Dekametrin menunjukkan nilai Rf sekitar 0,45-0,50, sementara dimetoat memiliki nilai Rf sekitar 0,30-0,35 pada sistem pelarut yang digunakan. Keberadaan residu ini mengindikasikan bahwa kubis yang diuji mengandung pestisida meskipun mungkin dalam konsentrasi yang bervariasi.

Analisis semi-kuantitatif berdasarkan intensitas noda juga menunjukkan bahwa residu dekametrin umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan dimetoat pada sampel yang diambil. Temuan ini mengarah pada pentingnya pengawasan ketat terhadap residu pestisida dalam sayuran yang dikonsumsi, mengingat potensi risiko kesehatan yang bisa terjadi pada konsumen.

Diskusi

Penelitian ini menunjukkan efektivitas metode kromatografi lapisan tipis (KLT) dalam mendeteksi residu pestisida pada tanaman pangan seperti kubis. KLT merupakan metode yang sederhana dan ekonomis untuk identifikasi residu pestisida, terutama di laboratorium dengan fasilitas terbatas. Keberadaan residu dekametrin dan dimetoat pada kubis menunjukkan bahwa pestisida ini digunakan dalam budidaya kubis dan dapat tersisa pada produk akhir yang dijual di pasar.

Pentingnya pemeriksaan residu pestisida pada tanaman pangan menjadi perhatian utama, terutama untuk sayuran yang dikonsumsi secara luas seperti kubis. Residu pestisida yang melebihi ambang batas dapat berisiko bagi kesehatan manusia, khususnya jika sayuran ini dikonsumsi tanpa pencucian atau pengolahan yang cukup.

Implikasi Farmasi

Dalam farmasi, hasil ini penting karena kesehatan masyarakat sangat dipengaruhi oleh kualitas pangan yang dikonsumsi. Pengawasan residu pestisida pada bahan pangan merupakan tanggung jawab besar untuk menjamin kesehatan konsumen. Sayuran yang bebas dari residu pestisida dapat membantu mencegah paparan bahan kimia berbahaya yang dapat memicu gangguan kesehatan kronis, termasuk gangguan sistem saraf dan risiko kanker.

Selain itu, pengembangan metode yang efisien dan terjangkau seperti KLT untuk mendeteksi residu pestisida dapat bermanfaat di berbagai laboratorium, termasuk laboratorium farmasi dan kesehatan lingkungan. Hasil penelitian ini mendukung upaya pengawasan keamanan pangan yang berdampak pada kesehatan masyarakat.

Interaksi Obat

Residu pestisida seperti dekametrin dan dimetoat berpotensi berinteraksi dengan obat-obatan tertentu jika terkonsumsi dalam jumlah besar. Dekametrin, sebagai pestisida piretroid, dapat mempengaruhi sistem saraf dan berinteraksi dengan obat yang mempengaruhi transmisi saraf atau fungsi hati. Sementara dimetoat, yang termasuk dalam golongan organofosfat, dapat menghambat enzim kolinesterase, yang dapat berinteraksi dengan obat-obatan yang juga berpengaruh pada sistem saraf, seperti antikolinesterase.

Paparan residu ini pada tubuh dapat mempengaruhi efektivitas obat tertentu, terutama pada individu yang rentan atau yang sedang menjalani terapi jangka panjang. Oleh karena itu, pengawasan residu pestisida pada makanan dapat membantu mengurangi risiko interaksi obat yang tidak diinginkan.

Pengaruh Kesehatan

Residu pestisida seperti dekametrin dan dimetoat pada sayuran memiliki potensi bahaya bagi kesehatan, terutama jika terkonsumsi secara terus-menerus dalam jumlah kecil. Residu dekametrin dapat menyebabkan gangguan sistem saraf pada manusia, termasuk gejala seperti pusing, sakit kepala, atau bahkan mual pada dosis tinggi. Sementara itu, dimetoat sebagai pestisida organofosfat dapat menyebabkan gejala keracunan akut, seperti gangguan pernapasan atau kejang pada paparan jangka panjang.

Dengan memastikan bahwa residu pestisida pada sayuran tetap berada di bawah batas aman atau dihilangkan sepenuhnya, risiko kesehatan dari konsumsi sayuran yang terkontaminasi dapat dikurangi. Ini sangat penting untuk menjaga kesehatan masyarakat dan mencegah terjadinya akumulasi residu pestisida dalam tubuh.

Kesimpulan

Penelitian ini menunjukkan bahwa metode kromatografi lapisan tipis (KLT) efektif dalam mendeteksi residu pestisida dekametrin dan dimetoat pada kubis (Brassica oleracea L. var. capitata L.). Hasil uji mengidentifikasi adanya residu kedua pestisida tersebut pada kubis yang diuji, menandakan adanya paparan pestisida dalam produk pangan ini. Dengan demikian, hasil ini menyoroti pentingnya pengawasan residu pestisida dalam bahan pangan untuk memastikan keamanannya bagi konsumen.

Penelitian ini memberikan bukti awal yang penting bagi upaya pengendalian residu pestisida pada sayuran. Untuk meningkatkan keamanan pangan, pengujian rutin terhadap residu pestisida sangat dianjurkan, terutama pada produk yang langsung dikonsumsi masyarakat.

Rekomendasi

Dari hasil penelitian ini, direkomendasikan agar dilakukan pengawasan rutin terhadap residu pestisida pada sayuran yang dijual di pasaran, menggunakan metode KLT yang sederhana dan efisien. Selain itu, edukasi kepada petani mengenai penggunaan pestisida yang aman dan teknik pengurangan residu pada hasil panen juga penting untuk menjaga kualitas pangan. Pada tingkat konsumen, disarankan untuk mencuci sayuran secara menyeluruh sebelum dikonsumsi untuk membantu mengurangi risiko paparan residu pestisida.

Rekomendasi lainnya adalah untuk memperluas metode deteksi dengan teknik analisis yang lebih sensitif, seperti kromatografi gas atau spektrometri massa, untuk verifikasi lebih lanjut dan mendukung hasil dari metode KLT

Opening of the Master of Pharmaceutical Sciences Study Program (English)

farmasi.bku.ac.id – Bandung. The Faculty of Pharmacy at Bhakti Kencana University has been granted permission to open a new study program, the Master’s Program in Pharmaceutical Sciences. This permission was granted based on the decree from the Ministry of Education, Culture, Research, and Technology (KEMENDIKBUDRISTEK) at an event held by the Regional Higher Education Service Institute (LLDIKTI) Region IV on April 27, 2022. The event was attended by the Rector of Bhakti Kencana University, Dr. Entris Sutrisno, MH.Kes., the Chairman of the Adhi Guna Kencana Foundation, H. Mulyana, SH., M.Pd., MH.Kes., and the BPM of the Adhi Guna Kencana Foundation. The decree was handed over directly by the Head of LLDIKTI Region IV, Dr. M. Syamsuri, S.Pd., MT.

With the approval for the opening of the new study program, the Faculty of Pharmacy now offers a total of four programs: Diploma III in Pharmacy, Bachelor’s Degree in Pharmacy, Professional Apothecary Education, and Master’s Degree in Pharmaceutical Sciences.

The Faculty of Pharmacy also becomes the first faculty within Bhakti Kencana University to offer a postgraduate program. It is hoped that the new study program will establish Bhakti Kencana University as a leading institution in providing top-quality education in the field of health.

Best regards, UBK Jaya.

For information on new student registration, please visit PPMB.BKU.AC.ID

Master of Pharmacy (English)

Vision and Mission of the Master’s Program in Pharmaceutical Sciences

To become an excellent and innovative Master’s Program in Pharmaceutical Sciences in education and research, particularly in the utilization of natural materials to enhance quality of life. Elaboration of the Vision:

Excellent
Possess adaptive capabilities in the development of scientific knowledge in pharmaceutical sciences, which can be comprehensively utilized in education and research.
Innovative
Ability to develop or design concepts, ideas, or solutions to pharmaceutical science-related problems.
Enhancing Quality of Life
Pharmaceutical knowledge applied as efforts for preventive, curative, rehabilitative, and palliative measures.

  1. Organizing quality Master’s education in Pharmacy in accordance with the development of pharmaceutical sciences.
  2. Managing the Master’s Program in Pharmacy professionally and supporting the tertiary education’s tridharma (education, research, and community service).
  3. Conducting research and community service that addresses pharmaceutical issues through innovative approaches.
  4. Establishing collaborations with various stakeholders to support the development of pharmaceutical sciences.
  1. Producing graduates capable of applying their knowledge in society to enhance national welfare, based on ethics and morality, and whose expertise is recognized both nationally and internationally.
  2. Administering a professional Master’s program in Pharmacy.
  3. Enhancing the competence of faculty members, both in their respective fields of expertise and in research, as well as in community service.
  4. Strengthening the department’s capacity to manage, develop, and sustain collaborations with various stakeholders in the advancement of science, technology, and the application of pharmaceutical sciences to support the implementation of higher education’s tri dharma.
  1. Achievement of graduation within the scheduled time > 80%.
  2. Achievement of graduate GPA ≥ 3.00 with an average GPA ≥ 3.25.
  3. Achievement of graduate publications as well as the development of natural product patents and intellectual property rights (HAKI).
  4. Implementation and achievement of internal quality assurance (Internal Quality Audit) annually.
  5. Achievement of external quality assurance with excellent accreditation.
  6. Faculty receiving internal and/or external grants > 30%.
  7. Achievement of faculty publications in the Master’s program ≥ 80% per year.
  8. Organization of community service activities at least once per year.
  9. Conducting guest lectures involving professional experts at least 2 times per year.
  10. Fulfillment of more than 80% of the needs in cooperation agreements in the Master’s program.