Kuliah Kepakaran “Produksi dan Penanganan Produk Beta Laktam di Industri Farmasi”

Hari Sabtu tanggal 28 Oktober 2023, Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker Universitas Bhakti Kencana mengadakan kembali kuliah kepakaran secara daring, untuk meningkatkan mutu lulusan calon Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Bhakti Kencana. Kuliah kepakaran ini terbuka untuk umum baik mahasiswa Fakutlas Farmasi UBK (Program Studi Apoteker, S1 Farmasi, D3 Farmasi, dan S2 Farmasi), alumni, dan Non Mahasiswa UBK. Kuliah kepakaran tersebut mengundang narasumber dari salah satu praktisi dari PT. Meprofarm Bandung yaitu Bapak apt. Ari Wahyu Purnomo, S.Farm. Bapak apt. Wahyu memiliki pengalaman dalam mengelola produk beta lactam di Industri Farmasi kurang lebih 10 tahun. Dalam proses penyampaian materi oleh bapak apt. wahyu, dimoderatori oleh salah satu dosen Fakultas Farmasi yaitu bapak apt. Muhamad Reza Pahlevi, M.Farm.

Dalam kuliah kepakaran tersebut, diawali dengan sambutan oleh Dekan Fakultas Farmasi Ibu Dr. apt. Patonah, M.Si. Dalam sambutannya beliau menyampaikan, menginginkan keaktifkan dalam kuliah kepakaran ini, banyak menggali knowledge dalam sudut pandang seorang praktisi. Beliau juga menyampaikan bahwa Industri Farmasi memiliki daya tarik yang cukup kuat bagi mahasiswa/i PSPPA Fakultas Farmasi Universitas Bhakti Kencana, hal ini terkonfirmasi dengan banyaknya mahasiswa/i yang berminat PKPA di Industri Farmasi. Sehingga manfaatkan kuliah kepakaran ini menjadi bekal mahasiswa/i untuk melaksanakan PKPA di Industri Farmasi maupun bekal pada saat bekerja di Industri Farmasi.

Dalam kuliah kepakaran tersebut, bapak apt. Wahyu menyampaikan bahwa antibiotik termasuk ke dalam raw material yang memiliki sensitifitas cukup tinggi, maka industri farmasi wajib melakukan desain terhadap fasilitas produksi. Fasilitas Non Betalaktam, Betalaktam-sefalosporin, Betalaktam-penisilin, Warehouse, Pengelolaan Limbah, Water form Pharmaceutical Use harus didesain terpisah dengan jarak 5-10 meter, agar sirkulasi udara tidak saling bercampur baur, meskipun memiliki filter. Namun apabila raw material tersebut tetap keluar dari ruang produksi, tidak memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap fasilitas lainnya.

Fasilitas Produk Betalaktam wajib memiliki sistem Double Air Lock yaitu BAL (Bubble Air Lock) dan SAL (Sink Air Lock). Tujuan dari Double Air Lock adalah untuk menjaga area luar fasilitas terbebas dari kontaminasi/residu betalaktam. Agar menjaga kedua pintu air lock dibuka secara bersamaan, maka digunakan interlock system. Prinsip dari BAL yaitu tekanan udara berasal dari ruang antara menuju ke ruang non kelas dan ke ruang bersih (fasilitas). Sedangkan prinsip SAL yaitu tekanan udara berasal dari ruang non kelas menuju ke ruang antara dan ruang bersih menuju ruang antara. Seorang Apoteker wajib melakukan proses melakukan controller perbedaan tekanan antar ruangan. Perbedaan tekanan tersebut harus memiliki tekanan minimal 10-15 Pa (Pascal), jika tekanan tersebut tidak sesuai maka dilakukan adjustment oleh bagian engineering.

Materi yang disampaikan oleh bapak apt. Wahyu sangat menarik bagi para mahasiswa/i maupun dosen, yang terbukti dengan cukup banyak mahasiswa/i maupun dosen yang aktif bertanya secara langsung kepada narasumber. Salah satu pertanyaan yang disampaikan oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker (PSPPA) angkatan 30 yaitu Apa pertimbangan dalam memberikan keputusan suatu produk obat harus direject, bagaimana cara menulusuri penyebabnya dan apa upaya yang dilakukan untuk menghindari hal tersebut agar tidak terjadi dikemudian hari?

Full tayangan dapat dilihat di YouTube Fakultas Farmasi Universitas Bhakti Kencana (https://www.youtube.com/live/5xRShSoJVNU?si=WMTnCHhY-ROaepeb)

Muhamad Reza Pahlevi

KOLABORASI PRODI APOTEKER DENGAN MAHASISWA PPA 27 DALAM MENYELENGGARAKAN PENGABDIAN MASYARAKAT

Undang – undang Nomor 12 Tahun 2012 mewajibkan perguruan tinggi untuk melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu mahasiswa menyelenggarakan Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat. Pengabdian kepada Masyarakat adalah suatu kegiatan yang berorientasi pada pelayanan terhadap masyarakat dengan penerapan ilmu pengetahuan yang berasal dari kampus tempat menimba ilmu dengan tujuan untuk menyelesaikan permasalahan masyarakat dan memajukan kesejahteraan bangsa.

Pasal 14 Permenristekdikti Np. 49 tahun 2015 ayat 8 menyatakan: “Bentuk pembelajaran selain yang dimaksud pada ayat (5), bagi program pendidikan diploma empat, program sarjana, program profesi, dan program spesialis wajib ditambah bentuk pembelajaran berupa pengabdian kepada masyarakat”. Ayat 9: “Bentuk pembelajaran berupa pengabdian masyarakat sebagaimana yang dimaksud pada ayat (8) merupakan kegiatan mahasiswa di bawah bimbingan dosen dalam rangka memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memajukan kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan kehidupan bangsa”. Organisasi Profesi seperti Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) juga diatur kewajiban apoteker yang berpraktik baik disarana produksi, distribusi maupun sarana pelayanan untuk melaksanakan kegiatan yang dikelompokkan kepada kegiatan wajib dan pendukung.

Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker (PPA) dan mahasiswa-mahasiswi Angkatan 27 melaksanakan salah satu Tri Dharma perguruan tinggi yaitu pengabdian masyarakat. Acara tersebut mengangkat tema “PEKA (Produktif, Edukatif, Kooperatif, dan Aksi)” yang dilakukan selama 3 hari berturut-turut yaitu pada tanggal 20, 21, & 22 Juni 2022. Hari pertama dilakukan di SMK Bhakti Kencana Cimahi, dilanjutkan pada hari kedua di SMK Bhakti Kencana Soreang dan hari terakhir di SMK Bhakti Kencana Majalaya. Adapun tujuan dari Pengabdian Masyarakat ini meliputi:

  1. Memberikan pengetahuan mengenai jenjang karir Farmasi
  2. Memberikan pengetahuan dan pembuatan sediaan farmasi (lilin aromaterapi)
  3. Meningkatkan derajat kesehatan di lingkungan SMK Bhakti Kencana (Cimahi, Soreang, dan Majalaya)
  4. Tercapainya pengembangan kepribadian mahasiswa (personal development), pemberdayaan masyrakat (communitiy empowerment), serta pengembangan institusi (instutional development).

Acara pengabdian masyarakat menghadirkan 3 pemateri untuk memperkenalkan kepada siswa-siswi SMK Farmasi terkait jenjang karir farmasi. Hari pertama disampaikan oleh Bapak Dr. apt. Garnadi Jafar, M.Si, hari kedua oleh Bapak apt. Muhamad Reza Pahlevi, S.Farm dan hari ketiga oleh Bapak apt. M. Ramdhan Saputro, S.Farm. Dalam pemaparan dari bapak apt. Reza menyampaikan job prospect farmasi sangat luas dan sangat menjanjikan, seorang farmasis baik itu tenaga teknis kefarmasian maupun apoteker dapat berkarir di pelayanan (apotek, rumah sakit, klinik dan puskemas), Distribusi (Pedagang Besar Farmasi), Produksi (Industri Farmasi), Pemerintahan (BPOM, Dinas Kesehatan), Peneliti dan Pendidikan (Guru atau Dosen). Dalam acara tersebut, tidak hanya menyampaikan pengenalan jenjang karir seorang farmasi. Akan tetapi siswa-siswi diberikan ilmu terkait pembuatan handsanitizer dan penanaman TOKA (Tanaman obat berkhasiat) oleh mahasiswa/i PPA dibawah supervisi dosen yang ada di Fakultas Farmasi Universitas Bhakti Kencana. Mahasiswa/i PPA 27 juga membuat permainan hiburan berbasis ilmu umum dan kefarmasian yaitu Ranking 1.

KULIAH TAMU “FARMAKOGENOMIK SEBAGAI BAGIAN DARI PERSONALIZE MEDICINE”

Program Studi Sarjana Farmasi kembali melakukan agenda rutin dalam rangka meningkatkan wawasan ilmu pengetahuan dibidang farmasi dengan yaitu menyelenggarakan kuliah tamu. Adapaun target sasaran kuliah tamu ini meliputi mahasiswa-mahasiswi calon sarjana dan dosen-dosen yang berada dilingkungan civitas akademik fakultas farmasi universitas bhakti kencana. Kuliah tamu ini mengangatkan topik yang sangat menarik dan menjadi perkembangan ilmu Kesehatan dimasa yang akan mendatang. Prodi S1 Farmasi mengundang pemateri sesuai dengan bidang ahlinya yaitu Prof. apt. Zullies Ikatwati, Ph,D, salah satu guru besar dari Universitas Gadjah Mada. Prof. Zullies dalam pemaparan materinya menyampaikan, istilah Farmakogenomik mengandung 2 unsur kata yaitu farmako dan genomik, Farmako memiliki arti obat, sedangkan genomik memiliki makna adanya terdapat unsur gen. Perkembangan ilmu pengetahuan hingga saat ini dalam dunia Kesehatan, menunjukkan fakta bahwa keberhasilan terapi bervariasi antar individu, demikian pula adverse effectnya. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan terapi, salah satunya adalah faktor genetik. Tidak ada penyakit memiliki efficacy rate 100%, salah satu contohnya penyakit Alzheimer, hanya memiliki efficacy rate 30%. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan terapi yaitu:

  1. Diagnosis,
  2. Dose regimen/Pemilihan dan dosis obat,
  3. Compliance/Kepatuhan pasien dalam menggunakan obat,
  4. Interkasi obat ketika pasien menggunakan lebih dari 1 obat,
  5. Perbedaan Genetik diantara beberapa pasien.

Dalam penutupnya beliau menyampaikan bahwa:

  1. Farmakogenomik merupakan peluang yang besar untuk dikembangkan dengan adanya berbagai suku di Indonesia,
  2. Uji farmakogenomik berfungsi sebagai prediktor terhadap respon seseorang terhadap suatu terapi,
  3. Perlu dilakukan kajian “farmakoekonomi” terkait test genetik pada berbagai terapi, sehingga menghasilkan rekomendasi pengobatan dalam suatu penyakit dengan menghemat biaya dibandingkan jika terjadi kesalahan prediksi yang menambah durasi dan biaya pengobatan lebih lanjut (missal pada penyakit kardiovaskuler dan kanker),
  4. Apoteker perlu selalu menambah wawasan terkait ilmu yang berkembang, khususnya farmakogenomik, untuk dapat diaplikasikan dalam pelayanan kefarmasian.

Pemaparan lengkap dari Prof. apt. Zullies Ikawati, Ph.D dapat disimak di Youtube Fakultas Farmasi, Universitas Bhakti Kencana. Jangan lupa subcribe, like dan share.